Menilik Sisi Keistimewaan Ramadhan di Kota Tarim

Ramadhan merupakan bulan yang paling utama bagi umat Muslim di penjuru Dunia. Bulan yang selalu dinanti-nanti kedatangannya. Maka tak ayal jika kaum Muslimin berlomba-lomba dalam beribadah di dalamnya, sampai kedatangannya pun disambut penduduk bumi dengan penuh kebahagiaan sembari menyucikan hati yang kering akan rasa manisnya ibadah.

Memasuki bulan yang penuh ampunan dan berkah ini, kita disibukkan dengan berbagai macam ibadah yang terdapat di dalamnya, mulai dari memperbanyak zikir, membaca al-quran, shalat tarawih, khataman dan lain sebagainya. Bahkan, amal ibadah apapun yang kita kerjakan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT.

Sebelum memasuki bulan mulia nan penuh ampunan ini, masyarakat di Kota Tarim, Yaman senantiasa mempersiapkan kedatangannya dengan berbagai macam persiapan. Mulai dari Ziarah makam Nabi Hud as di awal bulan Sya’ban lalu, Tarhib Ramadhan dan nasihat lainnya melalui majlis keilmuan dan mimbar Jum’at.

Selain itu, masyarakat yang kental dengan nilai-nilai keislaman ini juga mempersiapkan dirinya masing-masing, mulai dari membersihkan rumah, pekarangan, dan bahkan sampai turun membersihkan jalanan. Memenuhi kebutuhan pangan juga termasuk dalam persiapan ini, karena tak sedikit dari mereka yang berbelanja banyak untuk bekal selama di bulan Ramadhan ini, agar nantinya dapat fokus dalam beribadah.

Memasuki bulan ampunan ini, kehidupan di Kota Tarim berubah drastis alias 180 derajat, dimana siang hari menjadi malam dan malam harinya menjadi siang. Hal itu terjadi karena hampir seluruh masyarakat melaksanakan aktivitasnya di malam hari, seperti transaksi jual-beli dan lainnya. Sedangkan dari pagi hingga menjelang salat Zuhur, Kota ini terasa seperti kota mati yang sebagian besar penduduknya beristirahat dari penatnya beribadah semalaman.

Halaqoh dan Majlis keilmuan di bulan ini diadakan setelah shalat Zuhur maupun selepas Ashar, karena pagi harinya di gunakan untuk beristirahat. Kemudian setelah berbuka puasa, di beberapa masjid diadakan shalat tasbih berjamaah, khususnya di Musalla Ahlu Kisa’, Darul Musthafa yang langsung di pimpin oleh Habib Umar bin Hafidz sendiri. Setelah itu mereka beristirahat sejenak sembari menunggu adzan Isya’.

Selain pola kehidupan yang berputar 180 derajat, keistimewaan Kota Tarim lainnya adalah jadwal salat tarawih yang telah diatur sedemikian rupa hingga menjelang waktu sahur. Oleh karenanya, masyarakat di Kota ini melaksanakan ibadah salat tarawih yang hanya terdapat di bulan suci Ramadhan ini dengan sepuas-puasnya.

Di Kota Tarim tempat saya berdomisili sekarang ini, kita bisa melaksanakan shalat tarawih sesuai kehendak dan sepuas hati kita. Mulai dari  20, 40, 60, 100 dan bahkan 140 rakaat penuh setiap malamnya. Pasalnya di Kota mungil yang hanya sebesar satu kecamatan di Indonesia ini terdapat kurang lebih 365 masjid. Begitupun jadwal tarawih di setiap masjid yang ada berbeda dengan jadwal masjid lainnya.

Sebagai contoh jika kita ingin melaksanakan shalat tarawih 100 rakaat, biasanya dimulai dari masjid Sultan pada pukul 19.30 waktu setempat. Kemudian pukul 20.00 di masjid Al-Jauhar dan masjid Baharmi. Masjid Jamal al-Lail dan masjid Bir pukul 21.00. Sedangkan pada pukul 22.00 sampai pukul 23.00 kebanyakan orang pada umumnya beristirahat sejenak sembari memulihkan tenaga yang terbuang.

Lalu dilanjutkan dengan masjid Ba’Alawi pada pukul 23.00. setelah itu dilanjut dengan tarawih di masjid Al-Muhdhar yang terletak di jantung Kota Tarim pada pukul 00.30 dini hari. Dan ditutup di masjid Jami’ Kota Tarim pukul 01.30 KSA. Meskipun malam semakin larut, akan tetapi jamaah tarawih di beberapa masjid tersebut tak berkurang sama sekali. Subhanallah.

Begitulah gambaran semangat ibadah masyarakat Tarim di bulan penuh ampunan ini, larut dalam tarawih berpuluh hingga ratusan rakaat pada setiap malamnya. Menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan qiyamul lail dan ibadah lainnya, terlebih memasuki sepuluh terakhir bulan Ramadhan ini. Bahkan shalat tarawih dari masjid ke masjid ini telah menjadi rutinitas yang mendarah daging bagi penduduknya.

Berbeda halnya di Darul Musthafa, pondok yang diasuh oleh Habib Umar bin Hafidz ini konsisten melaksanakan tarawih 20 rakaat dengan membaca dua juz penuh tiap malamnya. Dengan diimami langsung oleh Habib Umar bin Hafidz yang dimulai pada pukul 20.30 hingga pukul 22.30.

Setelah melaksanakan shalat tarawih tersebut, dilanjutkan dengan doa serta pembacaan qasidah dan syair, yang memakan waktu satu jam, dan totalnya kurang lebih menjadi tiga jam. Maka pondok Darul Musthafa ini dapat mengadakan dua kali khataman quran  pada waktu shalat tarawih setiap kali Ramadhan. 

Meskipun terbilang cukup lama dan melelahkan, akan tetapi tarawih di Darul Musthafa yang diimami oleh Habib Umar bin Hafidz ini merupakan salah satu tempat favorit dan ramai jemaahnya. Maka tak ayal ketika melaksanakan khataman Al-Quran, masyarakat Tarim berbondong-bondong menghadiri acara tersebut hingga tumpah ruah menyesaki halaman Darul Musthafa.

Oleh karena itu, kota yang terkenal dengan nama “Kota seribu wali” ini selalu hidup pada malam-malam Ramadhan karim ini. Lantunan imam tarawih yang dilanjutkan dengan pembacaan qasidah serta syairnya selalu menemani malam panjang yang penuh syahdu akan ibadah ini. Sungguh, suasana Ramadhan yang sangat indah.

Begitulah sekelumit tentang keutamaan kota Tarim, yang notabene merupakan bagian dari provinsi Hadhramaut. Sehingga tak heran jika Habib Ali bin Hasan Al-Attas dalam kitab Tuhfatul Ahbab menyebutkan bahwa Hadhramaut diistimewakan dari yang lainnya dengan 4 hal, yaitu ziarah makam Nabi Hud a.s., banyaknya Ahlulbait Nabi SAW, suasana bulan Ramadhan dan waktu panen buah kurma.

Sungguh sebuah keistimewaan yang begitu menakjubkan. Semoga kita bisa merasakan keberkahan Ramadhan ini sebagai umat Nabi Muhammad SAW serta dapat meraih ampunan dari Allah SWT pada Ramadhan kali ini, Amin.

Penulis : Ahmad Raja Azani, Universitas Al-Ahgaff Yaman

Editor   : Muhammad Rijal 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *